Sistem Menajemen Tanggap Darurat

Keadaan darurat bisa diartikan suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Seseorang yang terkena serangan jantung, stroke atau demam yang tinggi bisa dikategorikan ke dalam keadaan darurat. Demikian juga dengan kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana akan terjadi.
Yang dapat dikategorikan dalam keadaan darurat (emergency) adalah keadaan-keadaan yang tidak dapat ditangani dengan segera oleh petugas pada  waktu terjadinya insiden, menimbulkan ancaman/keresahan yang selanjutnya dimungkinkan dapat mengakibatkan korban jiwa, menimbulkan kerusakan harta benda dan melukai manusia, menimbulkan kerusakan peralatan yang membahayakan (terjadinya ledakan, kebakaran, dsb), dan berpotensi untuk menimbulkan kerusakan mahluk hidup dan lingkungan luar.
Adapun berdasarkan penyebabnya, keadaan darurat (emergency) dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
  • Bencana alam (natural emergency)
    Natural emergency adalah keadaan darurat yang disebabkan oleh kondisi alam dan diluar kendali manusia, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, dsb.
  • Karena perbuatan manusia (technological emergency)
    Yang pertama harus diketahui adalah technological emergency terjadi sebagai akibat dari kegagalan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja. Contoh-contoh dari emergency golongan ini yaitu kebakaran, peledakan instalasi peralatan, kebocoran bahan kimia berbahaya, tumpahan bahan-bahan beracun, kebocoran nuklir dan bencana akibat tindakan terorisme. 
Dalam keadaan darurat industri, menurut lokasi terjadinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
  1. Local emergency
    Yaitu keadaan darurat yang timbul akibat kejadian yang berdampak pada bagian-bagian tertentu dalam suatu lokasi industri. Dalam hal ini dampak yang ditimbulkan diharapkan dapat dikendalikan oleh petugas setempat, juga diharapkan tidak terjadi penyebaran efek ke lokasi lain. Keadaan darurat ini contohnya adalah kebocoran bahan kimia berbahaya di gudang, kebocoran penutup dan kebocoran-kebocoran kecil lain.
  2. On-site emergency
    Adalah keadaan darurat yang berdampak pada manusia, harta benda dan lingkungan dimana dampak tersebut menyebar ke seluruh bagian lingkungan kerja. Pada keadaan ini fasilitas-fasilitas pelayanan keadaan darurat sangat dibutuhkan. Contoh on-site emergency adalah kebakaran tangki penyimpan bahan kimia mudah terbakar, pecahnya pipa instalasi dalam proses kimia berbahaya, dsb.
  3. Off-site emergency
    Off-site emergency adalah keadaan darurat yang dampaknya dapat menyebar ke seluruh lingkungan kerja dan lingkungan luar. Misalnya pada kasus kebakaran dan peledakan tangki bahan bakar yang berkapasitas besar, kebocoran gas beracun, kecelakaan transportasi bahan-bahan berbahaya, ancaman bom pada instalasi proses kimia berbahaya, dsb. 
  
Tahapan dalam manajemen keadaan darurat adalah:
  • Pencegahan (emergency prevention)
    Merupakan rancangan menajemen keadaan darurat dalam rangka mengambil langkah-langkah mencegah arsip dan informasi dari bencana dengan menggunakan menajemen resiko (resk menagement). Pencegahan akan meliputi kegiatan atau pengukuran yang menggurangi kemungkinan kerugiaan yang akan dialami arsip dan informasi. Kegiatan ini meliputi identifikasi lokasi organisasi yang berisiko, tipe resiko, pemasangan sistem, pemusnahan sistem, pemusnahan faktor peusak arsip.
  • Persiapan (emergency preparation)
    Kegiatan yang mengarah pada tindakan jika akan terjadi bencana dan merupakan tahapan respon atau tanggap dalam keadaan darurat yang meliputi kegiatan pengembangan dan updating rencana menajemen keadaan darurat, test system emergency, pelatihan pegawai dan penyediaan peralatan.
  • Respon/Tindakan (emergency response)
    Kegiatan dalam menghadapi suatu keadaan darurat, yang melibatkan manusia, dana, sarana dalam melindungi dan menyelamatkan organisasi dari kerugian.

  • Pemulihan (emergency recovery)Kegiatan mengumpulkan, memperbaiki semua sumber dan kegiatan setelah terjadi bencana, termasuk pemulihan sistem dan proses organisasi agar normal kembali, penyimpanan arsip/informasi kedalam komputer (dehumidifying) dan mengembalikan arsip vital dari penyimpanan offside.
Elemen sistem tangap darurat antara lain:

  1. Kebijakan menajemen
    Kebijakan sangat penting terhadap penerapan menajemen bencana dilingkungan masing-masing. Semua pihak terkait, bawahan dan anggota pengendalian bencana akan memperoler dukungan nyata dari pimpinan setempat.
     
  2. Identifikasi keadaan darurat
    Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kesehatan masyarakat.

    Tanpa mengetahui jenis dan skala bencana yang dihadapi maka upaya penangulangan akan sulit dilakukan dengan baik dan efektif. Setiap organisasi atau kegiatan yang mengandung resiko bencana tinggi wajib melakukan analisis resiko bencana (ARISCANA). Tujuan ARISCANA yaitu: memperoleh informasi dan data mengenai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi dilingkungan masing-masing serta potensi atau tingakat resiko atau keparahannya.

    Kemungkinan bencana adalah perkiraan kemungkinan suatu bencana dapat terjadi. Sedangkan keparahan bencana yaitu: perkiraan dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh suatu bencana baik terhadap manusia, aset, lingkungan atau sosial.
  3. Perencanaan awal
    Perencanaan awal disusun berdasarkan identifikasi dan penilaian resiko bencana sebelumnya. Perencanaan awal merupakan strategi penanganan bencana, sumber daya yang tersedia dan yang diperlukan. Dalam perencanaan awal akan membantu menajemen dalam merancang sistem menejemen bencana.
  4. Prosedur tanggap darurat
    Prosedur tangap darurat harus disiapkan dan ditetapkan untuk setiap tingkat organisasi baik ditingkat insiden, darurat maupun level korporat/cukup kursial, mencakup aspek teknis dan strategis.
  5. Organisasi tangap darurat
    Unsur komando yang bertanggung jawab mengkordinir seluruh fungsi menajmen bencana yang ditetapkan. Tim inti yang terdiri atas usaha penanggulangan, unsur penyelamatan dan evakuasi, unsur penyelamatan meterial, dan unsur medis. Tim penunjang fungsi logistik, transportasi, keamanan, komunikasi, humas, teknis, unsur lainnya.
  6. Sumberdaya dan sarana
    Sumberdaya manusia, prasarana dan metrial dan sumberdaya finasial.
  7. Pembinaan dan pelatihanPendidikan dan pembinaan dilakukan secara formal maupun informal. Sedangkan pelatihan diperlukan untuk bisa memahami mengenai menajemen resiko bencana, penanganan suatu bencana sesuai jenisnya, pengetahuan umum mengenai bencana untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian.
  8. Komunikasi
    Ada beberapa jenis komunikasi tangap darurat yaitu: komunikasi angota komunitas, komunikasi kepada masyarakat umum, dan kominikasi dengan pihak eksternal maupun internasioanal.
  9. Investigasi dan pelaporanSetiap bencana yang terjadi disuatu daerah harus dilaporkan kepada instansi atau pihak yang ditunjuk, misal BNPB/BNBD. Investigasi dan pelaporan bertujuan mengetahui: Penyebab bencana, Kelemahan dan kelebihan yang terdapat dalam penanganan bencana yang dilakukan, efektifitas organisasi penanganan bencana yang ada, dan langkah perbaikan atau pencegahan supaya terulang suatu bencana.
  10. Inspeksi dan audit
    Inspeksi adalah suatu upaya pemeriksaan rutin atau berkala untuk memeriksa kesiapan penanganan bencana dalam organisasi baik secara teknis maupun non teknis sehingga dapat dilakukan perbaikan segera. Audit yaitu suatu upaya untuk mengevaluasi penerapan menajemen bencana dalam suatu organisasi, apakah sudah sesuai atau telah memenuhi persyratan atau tolak ukur yang ditetapkan.
Keuntungan dari rancangan sistem menajemen tangap darurat yaitu:
  1. Organisasi dapat melakukan kegiatan dengan cepat (quick resumption operation)
  2. Organisasi akan memperbaiki tingkat keselamatan (improve safety)
  3. Organisasi akan melindungi aset vitalnya
  4. Organisasi akan terkurangi biaya asuransi
  5. Organisasi akan memperbaiki tingkat keamanan (improve sacurity)
  6. Organisasi akan mematuhi peraturan
  7. Organisasi akan mengurangi kesalahan karena panik
Rancangan sistem menajemen keadaan darurat merupakan kombinasi antara menajemen kearsipan, sistem informasi, telkomunikasi dan fungsi arsip. Keuntungan sistem menajemen tangap darurat antara lain:
  1. Kegunaan sistem menajemen tangap darurat untuk arsip dan informasi
    • Mengidentifikasi cara preventif menghindarkan musnahnya arsip dan informasi
    • Mengidentifikasi sumber informasi dan arsip organisasi
    • Menyiapkan tindakan yang sistematis terhadap bencana
    • Mengidentifikasi pegawai yang tangap dan perannya terhadap bencana
    • Mengidentifikasi sumber dan sarana untuk pemulihan
    • Melaksanakan pemulihan arsip dan informasi
    • Melaksanakan prioritas pemulihan arsip dan informasi
  2. Tujuan rancangan sistem menajemen tangap darurat untuk arsip dan dokumen
    • Mengidentifikasi dan melindungi arsip vital organisasi
    • Mengurangi resiko akibat bencana, kesalahan manusia, perusakan yang di sengaja, tidak berfungsinya fasilitas dan konsekuensi lain akibat bencana
    • Menjamin organisasi melanjutkan kegiatannya dengan cepat
    • Menjamin organisasi mampu pulih kembali dengan cara merekonstruksi arsip yang tersisa dan melaksanakan pemulihan secara terinci
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Recent Posts

Label Cloud

K3 (8) Laporan (1) Menajemen (4) Sistem (5)